Jumat, 24 Januari 2020

IMPLEMENTASI INDUSTRI 4.0 TERHADAP PERUSAHAAN


MANAJEMEN PEMASARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4

IMPLEMENTASI DAN KESIMPULAN INDUSTRI 4.0 TERHADAP PERUSAHAAN






Disusun Oleh : Elia Dwi Astuti
(12216298)
3EA31


UNIVERSITAS GUNADARMA
2019/2020
  PENDAHULUAN


Revolusi Industri 4.0 merupakan fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi. Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.
Hal tersebut tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan peluang dan menjawab tantangan revolusi. Beberapa perusahaan yang dijadikan implementasi dalam materi ini yaitu perusahaan besar global seperti Disneyland, Domino’s Pizza dan Unilever. Perusahaan- perusahaan tersebut mampu bangkit dari keterpurukan bahkan sukses melewati masa sebelum hingga sesudah era 4.0. Berikut pencapaian sukses dari ketiga perusahaan besar ini :

1.       Disneyland Paris
       Pembangunan Disneyland Perancis dimulai pada 1988, kemudian pertama kali dibuka untuk umum pada tanggal 12 April 1992 dengan memakai nama Euro Disney. Tapi apa yang terjadi saat dibuka? Ternyata jumlah pengunjung yang mengunjungi Disneyland Perancis jauh dari apa yang diharapkan. Dalam pelaksanaannya Disney menghadapi beberapa masalah antara lain berupa boikot acara pembukaan oleh menteri kebudayaan Perancis, dan kegagalan Disney untuk memperoleh target pengunjung yang datang dan pendapatan yang diharapakan. Beberapa kesalahan Disneyland Prancis terdapat pada 5 bidang utama yaitu :
           1.    Kesombongan Manajemen
Disneyland sempat mengabaikan budaya Prancis Disney, bahkan juga mengimpor sistem manajemen, pengalaman, dan nilai amerika sehingga menurunkan moral kerja dan menurunkan pengunjung perancis.
          2.    Perbedaan Budaya / Isu Pemasaran
Dampak dari kebudayaan libur Eropa yang berbeda dengan Amerika, anggapan sedikitnya sarapan orang Eropa dan ketidaksediaannya alkohol juga menjadi penyebab Disneyland Paris kurang diminati.
         3.    Berbagai Faktor Lingkungan dan Lokasi
Iklim di Lokasi Euro Disney yang kurang menguntungkan dan bagian eksekutif Disney mengabaikan saran pada tahap awal lokasi dari orang perancis.
         4.    Keuangan dan Rencana Bisnis Awal
Rencana awal yang terlau optimistic, biaya kontruksi taman melebihi rencana, resesi hebat melanda Eropa dan penetapan harga hotel dan tiket masuk terlampau tinggi menjadi ancaman bagi Disneyland Paris.
         5.    Persaingan dari Taman Disney A.S.
Menguatnya mata uang perancis terhadap USD membuat banyak masyarakat Eropa mengunjungi Amerika dengan alasan cuaca lebih hangat dan  dapat membeli lebih banyak di amerika.
         Perbedaan budaya dan kesalahan yang dilakukan Duisneyland dijadikannya sebagai suatu tantagan dan keuntungan sehingga diharapkan hal tersebut dapat memperkaya wawasan dan kemampuan adaptasi perusahaan ketika melakukan ekspansi ke berbagai negara.
          Perbaikan demi perbaikan telah dilakukan oleh Disneyland Paris diantaranya yaitu : memperbaiki hubungan ditempat kerja dengan melakukan adaptasi budaya lingkungan kerja dengan konsumen. Selain itu, Konsep Bottom-Up dan Top-Down Effects juga diterapkan oleh disneyland.
          Walt Disney Company mengumumkan investasinya untuk mengembangkan Disneyland Paris sebesar 2 miliar Euro atau setara dengan Rp 3,9 triliun. Pengembangan ini juga telah melakukan pembahasan dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. disneyland terus melakukan inovasi dan ekspansi sehingga dapat menjaga kesuksesan jangka panjangnya.

2.       Domino’s Pizza
       Sejak berdiri pada 1960, Domino’s Pizza tak pernah berinovasi dengan menambahkan menu lain. Sampai tahun 1989 Domino’s Pizza baru menambahkan variasi makanan dan minumannya. Selain itu, berdasarkan hasil eksperimen pada tahun 2009, masalah utama Domino’s Pizza adalah rasa dan kualitas piza yang hambar, dan keras layaknya menggigit kertas karton dan slogan delivered in 30 minutes or less dianggap klise tanpa arti.
       Sebelum memasuki era digital banyak orang yang memesan melalui telepon. Hal ini tidak bagus karena pelanggan hanya bisa menghabiskan sedikit uang ketika memesan melalui telepon saat mereka menyortir menu. Semua pesanan digital berjalan melalui sistem konvensional sehingga pemegang waralaba tidak dapat menekan biaya transaksi dan sulit memberikan insight bagi Domino tentang pelanggan mereka. Kurangnya kepercayaan terhadap Dominos Pizza sehingga kalah dengan kompetitor lainnya seperti Pizza Hut yang bertahun-tahun menguasai pangsa pizza.
       Kini Domino’s Pizza telah melakukan transformasi digital, CIO bahkan menempatkan Domino’s Pizza, satu di antara 13 perusahaan yang sukses bertransformasi digital. Ketika benyak industri masuk ke seluler, Domino's masuk dengan pendekatan mobile-first. Mereka membangun hubungan dengan klien mobile native dan iOS kelas dunia. Tidak hanya berhasil mendatangkan lebih dari 60 persen bisnisnya melalui saluran digital, Domino mampu meyakinkan generasi pecinta pizza - banyak dari mereka yang disebut pribumi digital - bahwa perusahaan benar-benar mampu melayani konsumen melalui teknologi seluler. Disinlah kunci keberhasilan Domino pada tahap transformasi keduanya.
       Berikut beberapa transformasi yang dilakukan Domino’s Pizza :

1.      Melakukan kampanye dengan bentuk film dokumenter
2.      Melatih para trainer pakar-pakar resep
3.      Pelayanan premium di media online, offline, cetak, televisi, radio, dan toko retail.
4.      Meluncurkan kendaraan pengiriman kustom dengan oven pemanas yang disebut DXP bertujuan merevolusi pengiriman pizza.
5.      Pemesanan menu Domino’s Pizza dapat dilakukan dengan saluran digital. Termasuk mengirim pesanan pizza melalui Alexa, Google Home, Twitter, Facebook, Slack, Apple Watch, Smart TV, dan mobil Ford. Domino juga menguji drone dan pengiriman robot di luar negeri dan bermitra dengan Ford pada pengiriman self-driving.
6.      Menjadi perusahaan yang lebih awal ke asisten AI dibanding perusahaan lain, meluncurkan asisten Dom, dan Sejak itu juga telah berubah menjadi chatbot yang memungkinkan pelanggan memsan menu yang diminatinya.
Momentum radikal dan maju ini telah membantu banyak merek mendahului para pesaingnya, dan menjadikannya sebagai raja di industrinya. Keberhasilan Domino's bisa dijelaskan dalam beberapa tahap salah satunya yaitu tahap transformasi, Domino's meletakkan dasar-dasar transformasinya. Ketika benyak industri masuk ke seluler, Domino's masuk dengan pendekatan mobile-first. Mereka membangun hubungan dengan klien mobile native dan iOS kelas dunia.
Tidak hanya berhasil mendatangkan lebih dari 60 persen bisnisnya melalui saluran digital, Domino mampu meyakinkan generasi pecinta pizza - banyak dari mereka yang disebut pribumi digital - bahwa perusahaan benar-benar mampu melayani konsumen melalui teknologi seluler. Disinlah kunci keberhasilan Domino pada tahap transformasi keduanya.
3.       PT Unilever
Transformasi digital Unilever merupakan perubahan besar dalam berpikir. Unilever sudah melakuan secara tertutup selama beberapa tahun terakhir, tapi itu mulai berubah. Pihak IT mulai di sejajarkan dengan bisnis dan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Berukut bauran pemasaran atau marketing Mix PT. Unilever pada Era 3.0 :
1.      Produk (Product)
Dari   sisi   produk,      perusahaan   Unilever Indonesia    Tbk    melakukan    diversifikasi produk.
2.      Harga  (Price)
Harga  yang  ditawarkan  oleh  PT  Unilever Indonesia   Tbk   sangat   bervariatif.
3.      Tempat (Place)
Tempat  yang  digunakan  untuk  memasarkan produk dari Unilever tidak terbatas pada satu sector saja.
4.      Promosi(Promotion)
Promosi  yang  di  lakukan  oleh  perusahaan Unilever meliputi:
1.   Iklan (Advertising)
2.   Promosi Melalui Personal Selling
Strategi-trategi yang dilakukan PT. Unilever ketika menerapkan industry 3.0 :
a)     Strategi Penjualan atau Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
·    Periklanan Promosi Penjualan 
·    Hubungan Masyarakat dan Publisitas 
·    Penjualan Secara Pribadi 
·    Pemasaran Langsung 
b)     Strategi Operasi
Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan efektivitas penggunaan air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning with continous improvement.
c)       Strategi Teknologi Informasi
PT. Unilever menjalankan Komunikasi pasar terpadu (Integrated Marketing Communication/IMC). Konsep dasar dari IMC adalah komunikasi. Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk memaksimalkan pesan positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu brand, dengan sasaran menciptakan dan menyokong brand relationship.
Perusahaan juga harus menjauh dari ide bahwa TI didorong melalui proyek-proyek. Transformasi digital di Unilever berhail dengan merangkul gagasan bahwa transformasi digital merupakan proses yang berkesinambungan yang membuat dan memberikan manfaat tanpa akhir. Transformasi Digital Unilever Era 4.0 :

a)   PT Unilever memperluas kanal distribusi dengan e-commerce
PT Unilever menyatakan pihaknya telah memperluas kanal distribusi dengan menggandeng 15 e-commerce di Indonesia termasuk Tokopedia, Bukalapak, Blibi, Shopee dan sebagainya. Bahkan perusahaan sudah menganggarkan sebagian dari total investasi mereka tahun ini, sebesar Rp1,3 triliun di bidang teknologi yang memungkinkan toko bisa memesan langsung. Ujungnya efisiensi operasional, misalnya menurunkan cost. Selain menawarkan berbagai cara untuk melakukan pemesanan secara online, divisi Unilever Food Solution juga menciptakan platform yang dipersonalisasi berdasarkan data untuk memastikan pelanggan dapat mengakses produk yang mereka butuhkan 24 jam sehari. 

b)  Inovasi Lebih Lanjut dari Unilever
Perusahaan sedang mencoba menggunakan sistem virtual reality untuk mewawancarai pelamar pekerjaan, mengurangi proses rekrutmen dari enam bulan sampai dua minggu. Unilever telah mengubah cara pendekatan di daerah lain juga, seperti praktek hukum dan perekrutan. Selain itu, Unilever mencari startups untuk bekerjasama dengan mereka, dibanding mencoba untuk melaksanakan semua layanan dan platform di perusahaan mereka sendiri. Tujuannya yaitu untuk mengelola kegagalan dalam mengadopsi tes dan pembelajaan prilaku, sehingga lebih lincah secara keseluruhan.

Dari implementasi ketiga Perusahaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.        Terdapat manfaat dan tantangan platform digital di era revolusi industry 4.0
 3 manfaat platform digital di Era Revolusi Industri 4.0 :
·      Inovasi : Dengan berkembangnya transformasi digital Perusahaan Disneyland, Domino Pizza dan Unilever terus mengembangkan inovasi teknologi dan memunculkan model-model bisnis baru maka dari itu perusahaan tidak pernah lepas dari kemampuan para inovator untuk merancang strategi lewat platform digital. Semakin banyak orang yang berpartisipasi, maka akan timbul persaingan sehat yang berdasarkan inovasi, sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
·   Inklusivitas : Lewat platform digital yang dimiliki perusahaan-perusahaan tersebut, segala macam layanan diciptakan  agar dapat memudahkan pelanggan dari berbagai daerah bahkan berbagai penjuru dunia menjangkau informasi yang di siapkan perusahaan guna melakukan strategi marketing. Hasilnya, terjadi inklusivitas yang menguntungkan orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari daerah metropolitan, sehingga mereka turut menikmati layanan digital dan memastikan pelanggan dapat mengaksesnya ketika dibutuhkan dalam 24 jam sehari.
·     Efisiensi : Tentu dengan berkembangnya inovasi platform digital, otomatis akan ada efisiensi, baik dari segi manufaktur maupun pemasaran. Hal ini tentunya memerlukan kecerdasan dari pebisnis untuk mengoptimalkan strategi mereka di dunia digital.

Referensi :