MANAJEMEN
PEMASARAN ERA REVOLUSI INDUSTRI 4
IMPLEMENTASI DAN KESIMPULAN INDUSTRI 4.0 TERHADAP
PERUSAHAAN
Disusun Oleh : Elia Dwi Astuti
(12216298)
3EA31
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019/2020
PENDAHULUAN
Revolusi Industri 4.0 merupakan
fenomena yang mengkolaborasikan teknologi cyber dan teknologi otomatisasi.
Konsep penerapannya berpusat pada konsep otomatisasi yang dilakukan oleh
teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.
Hal tersebut
tentunya menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja di mana manajemen
waktu dianggap sebagai sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan oleh para
pemain industri. Selain itu, manajemen waktu yang baik secara eksponensial akan
berdampak pada kualitas tenaga kerja dan biaya produksi.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan
peluang dan menjawab tantangan revolusi. Beberapa perusahaan yang dijadikan
implementasi dalam materi ini yaitu perusahaan besar global seperti Disneyland,
Domino’s Pizza dan Unilever. Perusahaan- perusahaan tersebut mampu bangkit dari
keterpurukan bahkan sukses melewati masa sebelum hingga sesudah era 4.0.
Berikut pencapaian sukses dari ketiga perusahaan besar ini :
1. Disneyland Paris
Pembangunan Disneyland Perancis dimulai
pada 1988, kemudian pertama kali dibuka untuk umum pada tanggal 12 April 1992
dengan memakai nama Euro Disney. Tapi apa yang terjadi saat dibuka? Ternyata
jumlah pengunjung yang mengunjungi Disneyland Perancis jauh dari apa yang
diharapkan. Dalam pelaksanaannya Disney menghadapi beberapa masalah antara lain
berupa boikot acara pembukaan oleh menteri kebudayaan Perancis, dan kegagalan
Disney untuk memperoleh target pengunjung yang datang dan pendapatan yang
diharapakan. Beberapa kesalahan Disneyland Prancis terdapat pada 5 bidang utama
yaitu :
1. Kesombongan Manajemen
Disneyland
sempat mengabaikan budaya Prancis Disney, bahkan juga mengimpor sistem
manajemen, pengalaman, dan nilai amerika sehingga menurunkan moral kerja dan
menurunkan pengunjung perancis.
2. Perbedaan Budaya / Isu Pemasaran
Dampak dari
kebudayaan libur Eropa yang berbeda dengan Amerika, anggapan sedikitnya sarapan
orang Eropa dan ketidaksediaannya alkohol juga menjadi penyebab Disneyland
Paris kurang diminati.
3.
Berbagai
Faktor Lingkungan dan Lokasi
Iklim
di Lokasi Euro Disney yang kurang menguntungkan dan bagian eksekutif Disney
mengabaikan saran pada tahap awal lokasi dari orang perancis.
4.
Keuangan
dan Rencana Bisnis Awal
Rencana awal
yang terlau optimistic, biaya kontruksi taman melebihi rencana, resesi hebat
melanda Eropa dan penetapan harga hotel dan tiket masuk terlampau tinggi
menjadi ancaman bagi Disneyland Paris.
5.
Persaingan
dari Taman Disney A.S.
Menguatnya
mata uang perancis terhadap USD membuat banyak masyarakat Eropa mengunjungi
Amerika dengan alasan cuaca lebih hangat dan dapat membeli lebih banyak di amerika.
Perbedaan
budaya dan kesalahan yang dilakukan Duisneyland dijadikannya sebagai suatu tantagan
dan keuntungan sehingga diharapkan hal tersebut dapat memperkaya wawasan dan
kemampuan adaptasi perusahaan ketika melakukan ekspansi ke berbagai negara.
Perbaikan demi perbaikan telah
dilakukan oleh Disneyland Paris diantaranya yaitu : memperbaiki hubungan
ditempat kerja dengan melakukan adaptasi budaya lingkungan kerja dengan
konsumen. Selain itu, Konsep Bottom-Up dan Top-Down Effects juga diterapkan
oleh disneyland.
Walt Disney Company mengumumkan
investasinya untuk mengembangkan Disneyland Paris sebesar 2 miliar Euro atau
setara dengan Rp 3,9 triliun. Pengembangan ini juga telah melakukan pembahasan
dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron. disneyland terus melakukan inovasi
dan ekspansi sehingga dapat menjaga kesuksesan jangka panjangnya.
2. Domino’s Pizza
Sejak
berdiri pada 1960, Domino’s Pizza tak pernah berinovasi dengan menambahkan menu
lain. Sampai tahun 1989 Domino’s Pizza baru menambahkan variasi makanan dan
minumannya. Selain itu, berdasarkan hasil eksperimen pada tahun 2009,
masalah utama Domino’s Pizza adalah rasa dan kualitas piza yang hambar, dan
keras layaknya menggigit kertas karton dan slogan delivered in 30 minutes or
less dianggap klise tanpa arti.
Sebelum memasuki era digital banyak orang
yang memesan melalui telepon. Hal ini tidak bagus karena pelanggan hanya bisa
menghabiskan sedikit uang ketika memesan melalui telepon saat mereka menyortir
menu. Semua pesanan digital berjalan melalui sistem konvensional sehingga
pemegang waralaba tidak dapat menekan biaya transaksi dan sulit memberikan
insight bagi Domino tentang pelanggan mereka. Kurangnya kepercayaan terhadap
Dominos Pizza sehingga kalah dengan kompetitor lainnya seperti Pizza Hut yang
bertahun-tahun menguasai pangsa pizza.
Kini Domino’s Pizza telah melakukan
transformasi digital, CIO bahkan menempatkan Domino’s Pizza, satu di antara 13
perusahaan yang sukses bertransformasi digital. Ketika
benyak industri masuk ke seluler, Domino's masuk dengan pendekatan
mobile-first. Mereka membangun hubungan dengan klien mobile native dan iOS
kelas dunia. Tidak hanya berhasil mendatangkan lebih dari 60 persen bisnisnya
melalui saluran digital, Domino mampu meyakinkan generasi pecinta pizza -
banyak dari mereka yang disebut pribumi digital - bahwa perusahaan benar-benar mampu
melayani konsumen melalui teknologi seluler. Disinlah kunci keberhasilan Domino
pada tahap transformasi keduanya.
Berikut beberapa transformasi yang
dilakukan Domino’s Pizza :
1. Melakukan kampanye dengan bentuk
film dokumenter
2. Melatih para trainer pakar-pakar
resep
3. Pelayanan premium di media online,
offline, cetak, televisi, radio, dan toko retail.
4. Meluncurkan kendaraan pengiriman
kustom dengan oven pemanas yang disebut DXP bertujuan merevolusi pengiriman
pizza.
5. Pemesanan menu Domino’s Pizza dapat
dilakukan dengan saluran digital. Termasuk mengirim pesanan pizza melalui
Alexa, Google Home, Twitter, Facebook, Slack, Apple Watch, Smart TV, dan mobil
Ford. Domino juga menguji drone dan pengiriman robot di luar negeri dan
bermitra dengan Ford pada pengiriman self-driving.
6. Menjadi perusahaan yang lebih awal
ke asisten AI dibanding perusahaan lain, meluncurkan asisten Dom, dan Sejak itu
juga telah berubah menjadi chatbot yang memungkinkan pelanggan memsan menu yang
diminatinya.
Momentum radikal dan maju ini telah membantu banyak
merek mendahului para pesaingnya, dan menjadikannya sebagai raja di
industrinya. Keberhasilan Domino's bisa dijelaskan dalam beberapa tahap salah
satunya yaitu tahap transformasi, Domino's meletakkan dasar-dasar
transformasinya. Ketika benyak industri masuk ke seluler, Domino's masuk dengan
pendekatan mobile-first. Mereka membangun hubungan dengan klien mobile native
dan iOS kelas dunia.
Tidak hanya
berhasil mendatangkan lebih dari 60 persen bisnisnya melalui saluran digital,
Domino mampu meyakinkan generasi pecinta pizza - banyak dari mereka yang
disebut pribumi digital - bahwa perusahaan benar-benar mampu melayani konsumen
melalui teknologi seluler. Disinlah kunci keberhasilan Domino pada tahap
transformasi keduanya.
3. PT Unilever
Transformasi
digital Unilever merupakan perubahan besar dalam berpikir. Unilever sudah
melakuan secara tertutup selama beberapa tahun terakhir, tapi itu mulai
berubah. Pihak IT mulai di sejajarkan dengan bisnis dan ini belum pernah
terjadi sebelumnya. Berukut bauran pemasaran atau marketing Mix PT. Unilever
pada Era 3.0 :
1. Produk (Product)
Dari sisi
produk, perusahaan Unilever Indonesia Tbk
melakukan diversifikasi produk.
2. Harga (Price)
Harga yang
ditawarkan oleh PT
Unilever Indonesia Tbk sangat
bervariatif.
3. Tempat (Place)
Tempat yang
digunakan untuk memasarkan produk dari Unilever tidak
terbatas pada satu sector saja.
4. Promosi(Promotion)
Promosi yang
di lakukan oleh
perusahaan Unilever meliputi:
1.
Iklan (Advertising)
2. Promosi Melalui Personal Selling
Strategi-trategi yang dilakukan PT.
Unilever ketika menerapkan industry 3.0 :
a)
Strategi Penjualan atau Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
·
Periklanan Promosi
Penjualan
·
Hubungan
Masyarakat dan Publisitas
·
Penjualan
Secara Pribadi
·
Pemasaran
Langsung
b)
Strategi Operasi
Di sisi
operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan efektivitas penggunaan
air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning with continous
improvement.
c) Strategi Teknologi
Informasi
PT. Unilever
menjalankan Komunikasi pasar terpadu (Integrated Marketing Communication/IMC). Konsep
dasar dari IMC adalah komunikasi. Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk
memaksimalkan pesan positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu brand,
dengan sasaran menciptakan dan menyokong brand relationship.
Perusahaan
juga harus menjauh dari ide bahwa TI didorong melalui proyek-proyek.
Transformasi digital di Unilever berhail dengan merangkul gagasan bahwa
transformasi digital merupakan proses yang berkesinambungan yang membuat dan
memberikan manfaat tanpa akhir. Transformasi Digital Unilever Era 4.0 :
a) PT Unilever
memperluas kanal distribusi dengan e-commerce
PT Unilever menyatakan
pihaknya telah memperluas kanal distribusi dengan menggandeng 15 e-commerce di
Indonesia termasuk Tokopedia, Bukalapak, Blibi, Shopee dan sebagainya. Bahkan
perusahaan sudah menganggarkan sebagian dari total investasi mereka tahun ini,
sebesar Rp1,3 triliun di bidang teknologi yang memungkinkan toko bisa memesan
langsung. Ujungnya efisiensi operasional, misalnya menurunkan cost. Selain
menawarkan berbagai cara untuk melakukan pemesanan secara online, divisi
Unilever Food Solution juga menciptakan platform yang dipersonalisasi
berdasarkan data untuk memastikan pelanggan dapat mengakses produk yang mereka
butuhkan 24 jam sehari.
b) Inovasi Lebih Lanjut
dari Unilever
Perusahaan sedang mencoba
menggunakan sistem virtual reality untuk mewawancarai pelamar pekerjaan,
mengurangi proses rekrutmen dari enam bulan sampai dua minggu. Unilever telah
mengubah cara pendekatan di daerah lain juga, seperti praktek hukum dan
perekrutan. Selain itu, Unilever mencari startups untuk bekerjasama dengan
mereka, dibanding mencoba untuk melaksanakan semua layanan dan platform di
perusahaan mereka sendiri. Tujuannya yaitu untuk mengelola kegagalan dalam
mengadopsi tes dan pembelajaan prilaku, sehingga lebih lincah secara
keseluruhan.
Dari implementasi
ketiga Perusahaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.
Terdapat manfaat dan tantangan platform digital
di era revolusi industry 4.0
3 manfaat platform digital di Era
Revolusi Industri 4.0 :
·
Inovasi : Dengan berkembangnya transformasi digital Perusahaan
Disneyland, Domino Pizza dan Unilever terus mengembangkan inovasi teknologi dan memunculkan model-model bisnis
baru maka dari itu perusahaan tidak pernah lepas dari kemampuan para inovator
untuk merancang strategi lewat platform digital. Semakin
banyak orang yang berpartisipasi, maka akan timbul persaingan sehat yang
berdasarkan inovasi, sehingga memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
· Inklusivitas
: Lewat platform digital yang dimiliki perusahaan-perusahaan
tersebut, segala macam layanan diciptakan agar dapat memudahkan pelanggan dari berbagai
daerah bahkan berbagai penjuru dunia menjangkau informasi yang di siapkan perusahaan
guna melakukan strategi marketing. Hasilnya, terjadi inklusivitas yang
menguntungkan orang-orang yang bertempat tinggal jauh dari daerah metropolitan,
sehingga mereka turut menikmati layanan digital dan memastikan pelanggan
dapat mengaksesnya ketika dibutuhkan dalam 24 jam sehari.
· Efisiensi : Tentu
dengan berkembangnya inovasi platform digital, otomatis akan
ada efisiensi, baik dari segi manufaktur maupun pemasaran. Hal ini tentunya
memerlukan kecerdasan dari pebisnis untuk mengoptimalkan strategi mereka di
dunia digital.
Referensi :