MANAJEMEN PEMASARAN ERA
REVOLUSI INDUSTRI 4
PERBANDINGAN PEMASARAN ERA REVOLUSI
INDUSTRI 3.0 DAN ERA REVOLUSI
INDUSTRI 4.0
(STUDI KASUS PT. UNILEVER)
Disusun Oleh : Elia Dwi
Astuti
(12216298)
3EA31
UNIVERSITAS GUNADARMA
2019/2020
Bauran pemasaran
atau marketing Mix PT. Unilever pada Era 3.0
1.Produk (Product)
Dari sisi
produk, perusahaan Unilever Indonesia Tbk
melakukan diversifikasi produk
yaitu : kegiatan bisnis yang sudah ada melalui segmen produk. Diversifikasi produk adalah
proses pembedaan suatu produk
atau jasa untuk membuatnya lebih
menarik terhadap suatu pasar sasaran tertentu. Hal ini dilakukan untuk bisa
membidik berbagai segmen pasar.
Terdapat berbagai produk yang di
produksi oleh Unilever
Indonesia Tbk seperti: Pepsodent,
Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear,
Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight,
Walls, Blue Band,
Royco, Bango, dan lain-lain
2.Harga (Price)
Harga yang
ditawarkan oleh PT
Unilever Indonesia Tbk sangat
bervariatif, hal ini dikarenakan terdapat
diversifiasi produk. Setiap produk
memiliki ukuran produk berbeda yang
berpengaruh pada penetapan harga yang
berbeda pula. Semua
kalangan/ segmen konsumen dapat
menbeli atau mengkonsumsi barang
yang diproduksi. Selain itu tersedia
berbagai tingkatan harga sesuai dengan besar kecilnya
barang, menjadikan konsumen dapat membeli produk sesuai dengan
kemampuan keuangan yang dimiliki. Misalnya
pada produk pasta
gigi yang dipoduksi oleh
perusahaan Unilever: Konsumen dilayani
dengan berbagai produk yang memiliki pilihan yang berbeda.
3.Tempat (Place)
Tempat yang
digunakan untuk memasarkan produk dari Unilever tidak
terbatas pada satu sector saja. Adapun tempat yang di gunakan untuk memasarkan produk
terdiri dari berbagai sektor
seperti: mall, mini
market bahkan sampai warung-warung
yang ada di pedesaan.
Hal ini bisa
menjangkau semua segmen/kalangan untuk
membeli produk yang ditawarkan
oleh perusahaan.
4.Promosi(Promotion)
Promosi yang
di lakukan oleh
perusahaan Unilever meliputi:
1. Iklan (Advertising)
Advertising
adalah pesan yang dibayarkan melalui
sebuah media untuk
dikomunikasikan melalui
penyampaian secara umum (non-personal). Beberapa pesan dalam pengiklanan didesain
untuk berkomunikasi dengan orang-orang
di suatu Negara atau
pasar. Iklan yang dilakukan oleh
PT Unilever Indonesia Tbk guna memasarkan produk-produknya
melalui media elektronik
maupn cetak seperti melakukan
periklanan di televisi, radio, internet, outdoor print
ad, billboard serta majalah. Hal ini dilakukan PT unilever
guna menginformasikan produk-produk serta
promosi yang ada guna
menarik minat para
konsumen dan mengingatkan terus
menerus akan keberadaan
produk Unilever.
2. Promosi Melalui Personal Selling
Menurut Wiliam
G Nichels, personal selling adalah
interaksi antara individu saling bertemu
muka yang dituju
untuk menciptakan,
memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang
saling menguntungkan dengan pihak
lain. PT Unilever melakukan promosi personal
selling pada produk-produk kosmetik seperti
Rumah Cantik Citra. Hal
ini bertujuan untuk memberikan wadah
bagi para calon konsumen untuk berkonsultasi mengenai produk
yang di tawarkan unilever. Selain itu
interaksi langsung kepada
calon konsumen untuk mempresentasikan produk unilever,
serta menerima saran dari para konsumen.
Strategi-trategi
yang dilakukan PT. Unilever ketika menerapkan industry 3.0 :
a)
Strategi Penjualan atau Promosi
Strategi Promosi yang dapat dilakukan oleh PT. Unilever yaitu:
· Periklanan →
semua bentuk penyajian nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa yang
dibayar oleh suatu sponsor tertentu.
· Promosi Penjualan →
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli
suatu produk atau jasa.
· Hubungan
Masyarakat dan Publisitas → berbagai program untuk mempromosikan dan atau
melindungi citra perusahaan atau produk individualnya.
· Penjualan Secara
Pribadi → interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih untuk
melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan menerima pesan
· Pemasaran
Langsung → penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alat
penghubung non personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu dan calon pelanggan.
b)
Strategi Operasi
Di sisi operasi, Unilever Indonesia memperhatikan efisiensi dan
efektivitas penggunaan air di pabrik Rungkut, Jawa Timur dalam strategi winning
with continous improvement. Isu kelangkaan air dan sanitasi tidak luput dari
perhatian Unilever Indonesia. “Dengan menurunkan jumlah limbah produksi, kami
menciptakan efisiensi dan menurunkan biaya, yang pada akhirnya akan
meningkatkan marjin dan menurunkan resiko.
c)
Strategi Teknologi Informasi
Banyak strategi yg digunakan perusahaan khususnya dibidang
teknologi informasi untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. PT. Unilever
menjalankan Komunikasi pasar terpadu (Integrated Marketing
Communication/IMC).Strategi ini merupaka upaya perusahaan untuk memadukan dan
mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk menyampaikan pesannya secara
jelas, konsisten dan berpengaruh kuat tentang organisasi-organisasi produknya.
IMC (menurut buku Advertising Management; chapter 3) adalah sebuah
konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah
dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai
disiplin komunikasi—misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion,
dan PR—dan mengombinasikan disiplin-disiplin ini untuk memberikan kejelasan,
konsistensi dan dampak komunikasi yang maksimal.
Secara sederhana-nya IMC dapat diartikan sebagai “Proses dari
pengelolaan customer relationships yang menggerakkan brand value.” Sedangkan
secara spesifik, IMC dapat diartikan sebagai “proses yang mempunyai fungsi
bersilang dalam menciptakan dan memelihara hubungan yang menguntungkan dengan
customer dan stakeholder lainnya dengan mengontrol dan mempengaruhi secara
strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok ini serta menggerakkan
dialog dengan maksud tertentu kepada mereka.”
Integrated Marketing Communication (IMC) adalah satu dari sekian
proses yang tersedia guna membina hubungan dengan customer. Apa yang membedakan
IMC dengan proses customer-centric lainnya adalah dasar dari proses tersebut
adalah komunikasi, yang merupakan jantung dari semua hubungan, dan juga
merupakan proses yang sirkuler.
Seperti yang sudah disebutkan diatas, konsep dasar dari IMC adalah
komunikasi.Dengan komunikasi ini, IMC berusaha untuk memaksimalkan pesan
positif dan meminimalkan pesan negatif dari suatu brand, dengan sasaran
menciptakan dan menyokong brand relationship.Untuk membangun hubungan jangka
panjang, IMC juga digunakan untuk membangun dan memperkuat brand. Brand
relationship yang positif juga akan menghasilkan keuntungan dan meningkatkan
nilai dari pemegang saham perusahaan tersebut.
Transformasi
Digital Unilever Era 4.0
Transformasi digital Unilever
merupakan perubahan besar dalam berpikir. Unilever sudah melakuan secara
tertutup selama beberapa tahun terakhir, tapi itu mulai berubah. Pihak IT mulai
di sejajarkan dengan bisnis dan ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Perusahaan juga harus menjauh dari
ide bahwa TI didorong melalui proyek-proyek. Transformasi digital di Unilever
berhail dengan merangkul gagasan bahwa transformasi digital merupakan proses
yang berkesinambungan yang membuat dan memberikan manfaat tanpa akhir.
a) PT Unilever memperluas kanal distribusi dengan e-commerce
Direktur Customer
Development Unilever Indonesia, Enny Hartati Sampurno menyatakan pihaknya telah memperluas kanal
distribusi dengan menggandeng 15 e-commerce di Indonesia
termasuk Tokopedia, Bukalapak, Blibi, Shopee dan sebagainya. Bahkan perusahaan
sudah menganggarkan sebagian dari total investasi mereka tahun ini, sebesar
Rp1,3 triliun di bidang teknologi yang memungkinkan toko bisa memesan langsung.
Ujungnya efisiensi operasional, misalnya menurunkan cost.
Perusahaan juga menyadari strategi
berbasis data diperlukan untuk menjangkau konsumen. Melalui pusat digital
internal, perusahaan mengasah kemampuan dalam pembuatan konten dan analisis
data guna melakukan pemasaran secara presisi atau precision marketing. Cara
masyarakat mengonsumsi media massa telah berubah drastis beberapa tahun
terakhir, terutama di kategori makanan, dimana setengah dari konsumen di
perkotaan saat ini mendapatkan lebih banyak informasi di platform digital, selain
TV.
Selain menawarkan berbagai cara untuk melakukan pemesanan secara online,
divisi Unilever Food Solution juga menciptakan platform yang dipersonalisasi
berdasarkan data untuk memastikan pelanggan dapat mengakses produk yang mereka
butuhkan 24 jam sehari.
b) Inovasi Lebih Lanjut dari Unilever
Sebagaimana Unilever sedang mencoba
untuk menerapkan platform yang lebih digital dan terpusat untuk transformasi
digital dan inovasi, Unilever telah mengubah cara pendekatan di daerah lain
juga, seperti praktek hukum dan perekrutan.
Perusahaan
Unilever bertujuan untuk mengelola kegagalan dalam mengadopsi tes dan
pembelajaan prilaku, sehingga lebih lincah secara keseluruhan.Unilever juga
mencari startups untuk bekerjasama dengan mereka, daripada mencoba untuk
melaksanakan semua layanan dan platform di perusahaan mereka sendiri.
Perusahaan
sedang mencoba menggunakan sistem virtual reality untuk mewawancarai pelamar
pekerjaan, mengurangi proses rekrutmen dari enam bulan sampai dua minggu. Semua
ini inovasi kecil yang membantu Unilever untuk menutup “adopsi gap” – perbedaan
antara kecepatan dan jenis teknologi yang digunakan untuk orang dan jenis
teknologi bisnis yang mampu mengadopsi di skala besar.
Kesenjangan
akan lebih luas jika perusahaan menghindari inovasi dan kelincahan. Dalam
melakukan transformasi digital, perusahaan akan lebih sering melakukan invovasi
melalui eksperimen. Pada dasarnya, ini hanya dapat dilakukan dengan mengadopsi
pola kerja DevOps, jika tidak maka downtime akan sering terjadi saat pengujian
rilis atau fitur baru. Untuk hal itu, perusahaan dapat mengantisipasi dan
memperkecil resiko downtime dengan menggunakan layanan disaster recovery atau
DRaaS (Disaster Recovery as a Services).
Referensi
https://www.wartaekonomi.co.id/read232377/unilever-pilih-nebeng-ke-e-commerce-ketimbang-investasi-iot.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar